BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama
cinta damai, penyelamat, dimana seluruh petunjuk hidup manusia tercantum secara
lengkap di dalam kitab suci Al-Qur’an. Al-Qur’an Al-Karim memperkenalkan
dirinya dengan berbagai ciri dan sifat, salah satu diantaranya adalah bahwa
Al-Qur’an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah dan Al-Qur’an
adalah kitab yang selalu dipelihara oleh umat muslim. Allah berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya:
Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya kami
benar-benar menjaganya.[1]
(QS.15:9)
Dalam tingkatan
penjagaan Allah SWT terhadap Al-Qur’an yaitu Allah menjaga Al-Qur’an di Lauh Mahfudzh, dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
(٢٢).مَحْفُوظٍ
لَوْحٍ فِيى مَجِيدٌ
(٢١) قُرْآنٌ
هو بَلْ
Artinya :Bahkan (yang didustakan itu)
ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Laugh Mahfudzh). (QS.Al-Buruuj:21-22)[2].
Lewat ayat-ayat di atas
Allah SWT berkata bahwa Al-Qur’an akan dijaga sampai kapanpun dengan cara yang
ditentukan Allah.
Sejak zaman Nabi
Muhammad Al-Qur’an sudah mulai ditulis. Dikabarkan bahwa Nabi Muhammad SAW,
telah menunjuk beberapa sahabat untuk menulis Al-Qur’an yaitu Muawiyah, Ubay
bin Ka’ab, Zayd bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa Al-Ash’ari, [3]karena
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa nabi Muhammad adalah nabi yang ummi...
Meski demikian Nabi selalu mengecek ayat-ayat Al-Qur’an pada saat penulisannya.
Musuh-musuh Islam terus
mencari cara agar agama Islam hancur. Pertempuran al-Yamamah misalnya, telah
menelan korban begitu besar dari para penghafal Al-Qur’an (qurra’) yang syahid
di medan perang, dan hal itu membuat kekhawatiran akan hilangnya para penghafal
Al-Qur’an, karena hal yang serupa dapat terjadi dalam peperangan lain,
Akibatnya sebagian Al-Qur’an akan musnah. Oleh karena itu, Abu Bakar berpendapat
agar dikeluarkan perintah pengumpulan semua Al-Qur’an.
Bercermin kepada para
hafidz Al-Qur’an di zaman keemasan Islam, seperti Imam Syafi’i, Ibnu Sina, dan
seterusnya mereka adalah ilmuwan muslim yang berpijak di atas fondasi tahfidz
yang kuat. Imam Syafi’i seorang pendiri mazhab syafi’iyah yang cukup
berpengaruh di Indonesia, telah hafal Al-Qur’an sejak usia 9 tahun. Begitu juga
Ibnu sina, seorang pakar kedokteran, sudah hafal Al-Qur’an sejak usia 7 tahun.
Hal ini menunjukan bahwa tahfidz Al-Qur’an sangat penting sebagai fondasi
keilmuan di bidang agama dan keilmuan lainnya.[4]
Pentingnya menghafal
Al-Qur’an merupakan tanda kemajuan pendidikan dan kebudayaan Islam. Manusia
moderen saat ini membutuhkan kehadiran hafidz Al-Qur’an plus ilmuwan atau
ilmuwan yang hafidz Al-Qur’an, karena sosok mereka dapat menjadi solusi atas
kemunduran ilmu pengetahuan yang terjebak ke dalam filsafat materialisme yang
kering dari paradigma Al-Qur’an.[5]
Begitu pula kita membutuhkan para hafidz Al-Qur’an yang Ahli ilmu pengetahuan dan
teknologi, karena tanpa pemahaman yang menyeluruh, Al-Qur’an tidak akan mampu
memberikan solusi atas problematika yang terjadi ditengah masyarakat.
Pendididkan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berahlaq mulia, sehat, berilmu dan cakap (BAN II pasal 3 ayat 1-6)[6]
Pendidikan merupakan hal terpenting
pada setiap orang, karena dengan pendidikan orang bisa meningkatkan kualitas
hidupnya. Dengan pendidikan pula kita bisa menciptakan manusia-manusia yang
berakhlak baik dan cerdas. Saat ini pendidikan dari tahun ke tahun selalu
mengalami perubahan. Usaha yang dilakukan
bangsa ini khususnya dalam bidang pendidikan selalu menemukan hal baru.
Sebuah penelitian di
Arab Saudi menyebutkan bahwa menghafal Al-Qur’an, mempunyai peran dapat
meningkatkan kecerdasan bagi anak-anak sekolah dasar dan berpengaruh positif
bagi kesuksesan akademik para mahasiswa. Penelitian itu juga menasihatkan
kepada para guru agar meningkatkan standar hafalan bagi murid-murid mereka,
karena memiliki manfaat dan pengaruh yang bagus untuk kesuksesan belajar dan
kesehatan jiwa mereka.
Al-Qur’an sebagai kitab
umat Islam kandungannya perlu diajarkan kepada generasi muda. Bahkan, harus ada
upaya penghafalan kitab tersebut. Untuk itu, perlu adanya program pembibitan
dan pencetakan Tahfidz Al-Qur’an (Tahfidzul Qur’an) dengan melibatkan potensi
masyarakat yang ada. Dalam hal ini, sekolah Tahfidz Qur’an menjadi penting
untuk didirikan sebagai sarana untuk membangun generasi qur’ani dan berakhlakul
karimah.
Sebagian masyarakat
masih ada yang menganggap bahwa kegiatan menghafal Al-Qur’an itu dapat
memberatkan otaknya karena memikirkan hafalan dan kegiatan formalnya. Pada
dasarnya otak manusia itu memiliki kelebihan luar biasa. Perlu diketahui bahwa
gudang memori tidak akan penuh dengan informasi yang dimasukkan ke dalamnya walaupun
disimpan berulang-ulang, karena otak diakui oleh para pakar berkembangnya
nyaris tanpa batas. Menurut Toni Buzan, sebagaimana dikutip Masagus. kapasitas
memori otak adalah 10800 (angka 10 dengan 0 sebanyak 800
dibelakangnya).[7] Sebab, ibarat pisau jika diasah otak anak
akan semakin tajam. Anak tak akan menjadi bodoh karena banyaknya hafalan.
Sebagian orang lagi meyakini bahwa kegiatan menghafal Al-Qur’an itu secara
otomatis akan menjadikan anak terhindar dari maksiat dan ahlaq yang buruk
sebagai muslim. karena seseorang yang
menghafal Al-Qur’an selalu diingatkan untuk selalu taat pada perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka beranggapan bahwa orang yang melakukan
maksiat akan membuat hafalannya menjadi hilang.
Yayasan Pendidikan Bahrul Ulum adalah yayasan yang mengelola
berbagai macam pendidikan, baik pendidikan yang bersifat non formal seperti
Pondok Pesantren maupun pendidikan yang bersifat formal yang bernaung dibawah
Departemen Agama. Diantaranya Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas Jombang.
Sekolah unggulan yang ingin mencetak
siswa-siswinya menjadi Hafidz plus Ilmuwan. Seorang siswa diharapkan mampu meningkatkan keilmuannya dan mempertahankan
Al-Qur’an, mampu berbahasa asing serta terampil di bidang tertentu sehingga
mampu bersaing di kancah global. Dan berharap program Tahfidz dapat
meningkatkan konsentrasi, komunikasi dan mampu memberikan dorongan dalam
menciptakan serta menemukan karya ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat
manusia.
Metode yang digunakan untuk menghafal Al-Qur’an di MAN
Tambakberas Jombang adalah “One Day One Ayat”. Artinya setiap siswa
menghafal minimal satu ayat dalam satu hari. Sedangkan untuk setoran hafalan dilaksanakan oleh siswa-siswi yang
mengikuti program Tahfiduz Qur’an setiap hari senin setelah pulang sekolah, hal
ini dilakukan agar tidak mengganggu proses KBM. Setiap siswa yang akan
menghafal ayat Al-Qur’an terlebih dahulu ditahsin (diperbaiki) dan ditashih
(dibetulkan) bacaannya. Hal ini dilakukan agar ayat yang dihafalkan oleh siswa
tersebut sudah dianggap sesuai dengan kaidah membaca Al-Qur’an yang baik dan
benar.
Di awal program Tahfidzul Qur’an ini dicanangkan banyak
siswa yang mengikuti program tersebut, namun setelah beberapa bulan
dilaksanakan sebagian siswa mengundurkan diri karena adanya kendala dan
hambatan yang mereka hadapi. Diantara kendala tersebut adalah kesulitan dalam
memanage waktu untuk menambah dan menjaga hafalan tersebut, juga banyaknya
kegiatan di pondok pesantren bagi siswa yang bermukim di asrama pondok
pesantren.
Meskipun banyak kendala dan hambatan dalam menghafal
Al-Qur’an, namun masih banyak siswa yang tetap tekun dan gigih mengikuti
program Tahfidzul Qur’an tersebut. pada pagi hari, mereka mengikuti lembaga
formal (MAN Tambakberas Jombang), sore hari mereka mengikuti program non formal
(Tahfidzul Qur’an).
Dengan gambaran kondisi tersebut, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian tentang prestasi siswa yang mengikuti program
hafalan Al Qur'an di MAN Tambak Beras Jombang dengan judul “ HUBUNGAN KEGIATAN
TAHFIDZUL QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA-SISWI KELAS X DAN XI YANG MENGIKUTI PROGRAM TAHFIDZUL QUR’AN DI
MAN TAMBAKBERAS JOMBANG”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana kegiatan Tahfidzul Qur’an siswa-siswi kelas X dan XI yang mengikuti
program Tahfidzul Qur’an di MAN Tambakberas Jombang?
2.
Bagaimana prestasi belajar siswa-siswi kelas X dan XI yang mengikuti program
Tahfidzul Qur’an di MAN Tambakberas Jombang?
3.
Adakah hubungan Kegiatan Tahfidzul Qur’an terhadap prestasi belajar siswa-siswi
kelas X dan XI yang mengikuti program Tahfidzul Qur’an di MAN TambakberasJombang?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui kegiatan Tahfidzul Qur’an siswa-siswi kelas X dan XI yang
mengikuti program Tahfidzul Qur’an di MAN Tambakberas Jombang.
2.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa-siswi kelas X dan XI yang mengikuti
program Tahfidzul Qur’an di MAN Tambakberas Jombang.
3.
Untuk mengetahui adakah pengaruh kegiatan Tahfidzul Qur’an terhadap prestasi
belajar siswa-siswi kelas X dan XI yang mengikuti program Tahfidzul Qur’an di
MAN Tambakberas Jombang.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Diharapkan penelitian ini akan menjadi kontribusi
khasanah keilmuan pendidikan yang dimungkinkan akan dikembangkan dalam
penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Diharapkan penelitian ini akan menjadi sumber
informasi bagi lembaga-lembaga pendidikan pada
umumnya, dan lembaga pendidikan MAN Tambakberas Jombang tentang kegiatan
Tahfidzul Qur’an dan hubungannya terhadap prestasi belajar siswa-siswi kelas X
dan XI yang mengikuti program Tahfidzul Qur’an di MAN Tambakberas Jombang.
E. Hipotesa Penelitian
Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. [8]
Adapun hipotesa yang
diajukan oleh peneliti adalah Hipotesis Kerja (Ha) : bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara kegiatan tahfidzul Qur’an terhadap prestasi belajar
siswa-siswi kelas X dan XI yang mengikuti program Tahfidzul Qu’an di MANTambakberas Jombang.
F. Telaah Pustaka
Dalam kajian pustaka ini peneliti akan
mendeskripsikan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti
terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Penelitian yang baru
sifatnya mendukung, menolak atau memiliki sudut pandang yang berlainan dengan
penelitian sebelumnya. Sebagai bahan pertimbangan penulis memaparkan beberapa
hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kependidikan khususnya dalam
bidang Al-Qur’an. Adapun karya-karya penelitian tersebut adalah :
1. “Hubungan
antara kecerdasan emosional Dengan kemampuan menghafal santri pondok pesantren
tahfidz Asy-Syarifah Brumbung Mranggen Demak”,
Penelitian yang dilakukan oleh Nur
Sikhatun, 2010, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Hasil
penelitian menunjukan bahwa: tingkat kecerdasan emosi santri ponpes Tahfidz
Asy-Syarifah rata-rata adalah 81,40 termasuk dalam kategori baik. Begitu pula
tingkat kemampuan menghafalnya yaitu berada pada interval 81-86 dengan hasil mean
rata-ratanya adalah 84,23. Jadi semakin tinggi kecerdasan emosi santri maka semakin
tinggi pula kemampuan menghafal santri, sebaliknya jika kecerdasan emosionalnya
rendah maka semakin rendah pula kemampuan menghafalnya. Hal ini dapat dilihat
dari analisis Product Moment bahwa rxy yang diperoleh dari
angket adalah 0,8535, sedangkan rt =0,304 pada taraf signifikansi
5%, dan rt = 0,393 pada taraf signifikansi 1% hal ini menunjukan
bahwa rxy lebih besar dari rt.[9]
2. ”
Pengaruh
Kemampuan Menghafal Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Arab Siswa Tahfidz MTs Yapi Pakem Sleman Yogyakarta Ditinjau dari
Prespektif Teori Behaviorisme”,
Penelitian yang dilakukan oleh Husna Rosidah, 2015, Fakultas Tarbiyah dan
keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta,
Mengemukakan bahwa kegiatan Tahfidz
Al-Qur’an yang dilakukan di MTs Yapi Pakem dapat mempengaruhi prestasi belajar
bahasa arab. Hal ini dibuktikan dari data yang diperoleh, hasil penelitian
menunjukan “rxy” lebih besar dari pada “rt” yaitu
0,795>0,349 yang berarti ada pengaruh positif antara hafalan AL-Qur’an
dengan prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas Tahfidz MTs YAPI Pakem.
Berdasarkan teori Behaviorisme maka hafalan termasuk
stimulus yang diberikan kepada siswa kelas Tahfidz. Yang dilakukan dalam proses
menghafal Al-Qur’an seperti: konsentrasi yang tinggi, pembagian waktu yang
tepat dan kecermatan membaca akan dibawa ke dalam proses belajar pelajaran lain
seperti pelajaran bahasa Arab sehingga akan menghasilkan prestasi belajar
bahasa Arab yang baik. Oleh karena itu apabila hafalan semakin dipacu maka
kemungkinan prestasi belajar bahasa Arabnya juga semakin meningkat.[10]
3. “Hubungan
antara Tahfidzul Qur’an dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Siswi Mts
Asy-Syukriyyah Cipondoh Tanggerang”, Penelitian yang dilakukan oleh Fifi
Lutfiah, 2011, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Mengemukakan bahwa kegiatan penunjang
pembelajaran Al-Qur’an Hadits yaitu semua juz 30 (juz amma). Berdasarkan hasil
angket yang disebarkan pada responden dikatakan bahwa kegiatan hafalan
Al-Qur’an mencapai rata-rata 59,436 berada pada rata-rata sedang atau cukup
baik. Nilai rata-rata prestasi hasil belajar Al-Qur’an hadits tergolong baik
karena terdapat hubungan yang positif dan signifikan, ditunjukan oleh hasil
koefisien korelasi sebesar 0,858 dengan kontribusi sebesar 73,61% terhadap
prestasi belajar siswa dan 26,39% ditentukan oleh faktor lain.
4. “Pengaruh
Kegiatan Menghafal Al-Qur’an dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Siswa Ekstrakulikuler Elektronika SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta”, Penelitian
yang dilakukan oleh Ferri Andika Rosadi, 2013, fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta, mengemukakn
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan menghafal
dengan prestasi belajar siswa ekstrakulikuler elektronika tersebut, hal ini
ditunjukan dengan nilai r sebesar 0,409 atau 12%, juga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
siswa ektrakulikkuler elektronika dengan nilai r sebesar 0,451 atau 16%
selanjutnya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama
antara kemampuan menghafal Al-Qur’an, motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa ekstrakulikler elektronika yang ditunjukan dengan nilai koefisien
korelasi R sebesar 0,259 atau 28%.[11]
Dengan mengacu pada pemaparan diatas, penulis belum
menemukan skripsi atau penelitian yang secara spesifik membahas mengenai
pengaruh kegiatan Tahfidzul Qur’an terhadap Prestasi Belajar di lingkungan
yayasan pondok pesantren Bahrul Ulum Khususnya di Madrasah Aliyah Negeri
Tambakberas Jombang . Karena program
Tahfidz ini menjadi sebuah kurikulum yang masih baru di Madrasah tersebut.
Sehingga dalam hal ini bagi penulis tidak ada upaya pengulangan ataupun
penjiplakan terhadap penelitian yang sudah ada.
G.
Ruang Lingkup Penelitian
1. Variable bebas (Independentd
variable)
Variable
bebas (Independent variable) dalam penelitian ini adalah Hasil kegiatan
Tahfidzul Qur’an.
2. Variable terikat (dependentd
variable)
Variable
terikat (dependentd variable) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa-siswi kelas X dan XI yang mengikuti
program Tahfidzul Qur’an.
H.
Sistematika Pembahasan
Untuk mengetahui isi
atau materi skripsi secara menyeluruh, maka penulis perlu mencantumkan
sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I :
Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesa Penelitian, Telaah Pustaka, Ruang
Lingkup Penelitian, kerangka teori dan Sistematika Pembahasan.
BAB II :
Kajian teori, berisi tentang kajian umum tentang Tahfidz Al-Qur’an dan Prestasi
Belajar.
BAB III :Metodologi
Penelitian berisi: Jenis Penelitian, Model Penelitian, Data Penelitian, Metode
Penelitian, Objek Penelitian, Analisis Data.
BAB IV :Laporan
hasil penelitian pembahasan yang berisi: Gambaran Objek Penelitian, Pembahasan
Hasil Penelitian, Analisis Data Penelitian,
BAB V :Penutup
yang berisi tentang Kesimpulan dan saran-saran sebagai masukan untuk peneliti
selanjutnya.
[1] Al-Qur’an, 15:9
[2] Ibid.,85:21-22
[3] Tim Reviewer MKD 2014 UIN SUNAN AMPEL SURABAYA, Studi Al-Qur’an,
( Surabaya: UIN Sunan Ampel Press Anggota IKAPI, 2014) 43
[5] Ibid., 13
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D.. (Bandung : Alfabeta, 2010), Hal. 64
[9] Nur
Sikhatun, 2010, Hubungan antara kecerdasan emosional Dengan kemampuan menghafal santri
pondok pesantren tahfidz Asy-Syarifah Brumbung Mragen Demak
Semarang, (online), http://library.walisongo.ac.id
(diakses 15 maret 2013).
[10] Fifi Lutfiah, 2011 “Hubungan
antara Tahfidzul Qur’an dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Siswi Mts
Asy-Syukriyyah Cipondoh Tanggerang”. (online), http://sekretarismasjidalazharjungpasir.blogspot.co.id
(jumat, 30 Januari 2015)
[11] Ferri Andika Rosadi, 2013, “Pengaruh
Kegiatan Menghafal Al-Qur’an dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Siswa Ekstrakulikuler Elektronika SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta”, (online),
0 komentar: