Kehamilan

Posted by wong bojonegoro ndeso  |  Tagged as:


Kehamilan                                               
       Menurut Depkes RI kunjungan ANC selama kehamilan minimal dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada TM I sebanyak 1 kali, TM II sebanyak 1 kali dan TM III sebanyak 2 kali.Pada kasus GIP0000, 34-35 Minggu Kesan jalan lahir normal, KU ibu baik Janin Tunggal/ Hidup/ Intrauterine/ Letak kepala.Ny “I” telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sebanyak 6 kali, dengan rincian pada TM I sebanyak 3 kali, TM II sebanyak 4 kali, TM III sebanyak 3 kali. Peneliti mulai mendampingi dan memberikan asuhan kebidanan continuity of care pada saat Ny “I” hamil usia 34-35 minggu. Peneliti melakukan kunjungan pada TM III sebanyak 2 kali. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Ibu melakukan kunjungan sesuai dengan teori karena hal ini disebabkan adanya dukungan dari suami dan keluarga.
1.    Pengkajian
Tahap pengkajian peneliti memperoleh data subjektif dan objektif. Data subjektif didapatkan dari hasil anamnesa setiap kali kunjungan rumah. Saat peneliti melakukan pengkajian terdapat beberapa keluhan, diantaranya pada saat kunjungan ibu mengatakan sering kencing. Berdasarkan teori pada akhir kehamilan keluhan sering kencing disebabkan oleh kepala janin yang turun ke dalam rongga panggul (Firman dkk, 2012). Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Ibu sering kencing hal ini disebabkan adanya tekanan pada kandung kemih oleh uterus yang semakin membesar sehingga menyebabkan ibu sering kencing dan menjelaskan pada ibu bahwa perubahan ini fisiologis pada ibu hamil.
Pada saat pemeriksaan kehamilan peneliti melakukan pemeriksaan fisik tetapi tidak melakukan pemeriksaan genetalia. Pemeriksaan genetalia dilakukan untuk mengetahui kondisi genetalia, pada inspeksi Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru – biruan (tanda Chadwicks) ( Ida Ayu, 2012 ), tentukan keadaan perineum, adanya varises, kondilomata (merupakan prediksi adanya kelainan pada kesehatan reproduksi) dan fluor albus (peningkatan pH pada daerah vagina). Dari kasus tersebut, telah terjadi kesenjangan antara teori dan kasus yang kemungkinan disebabkan karena adanya ketidaknyamanan dari pihak pasien, sehingga sebagai tenaga kesehatan perlu menjaga privasi dan menghormati setiap keputusan pasien agar komunikasi tetap berjalan dengan baik tanpa adanya pemaksaan dalam tindakan. Dan untuk menghindarkan terjadinya hal yang tidak diinginkan, seperti kenyataan adanya luka digenetalia, kondiloma, maka pasien ditanya mengenai keluhan yang dirasakan pada alat kemaluannya dan keadaan alat kemaluannya, hal tersebut untuk mengetahui kondisi alat kemaluan ibu apakah dalam keadaan baik atau tidak serta memberikan konseling agar segera periksa bila ada hal yang ibu keluhkan pada alat kemaluan ibu.
Selama pendampingan peneliti tidak melakukan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan teori pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan Hb. Ny”I” hanya memeriksa Hb satu kali pada TM I dengan hasil 11,3 gr/dl. Secara teori pemeriksaan Hb hendaknya dilakukan minimal 2 kali yaitu pada TM I dan TM III (Suryati, 2011:176). Ibu tidak melakukan pemeriksaan Hb hal ini disebabkan karena kesibukan ibu kerja dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya dilakukan pemeriksaan Hb. Sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Ny “I”  melakukan pemeriksaan USG 1 kali pada usia kehamilan 36-37 minggu. Secara teori pemeriksaan USG sebaiknya dilakukan 2 kali yaitu pada TM I dan TM III. Pemeriksaan USG berguna untuk menegakan diagnosa bahwa perempuan tesebut sedang hamil, kehamilannya intrauterin, pemeriksaan USG pada TM III berguna untuk  menegakan diagnosa letak kepala, letak lintang atau letak sungsang (Suryati, 2011). Hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Hal ini dikarenakan pasien tidak mau melakukan USG karena menganggap kehamiannya normal-normal saja.
2.        Diagnosa
Diagnosa pada kasus GIP0000, 34-35 Minggu, Kesan jalan lahir normal, KU ibu baik.
Janin Tunggal/ Hidup/ Intrauterine/letak kepala
3.    Intervensi
Rencana asuhan yang diberikan sesuai dengan keluhan ibu sering kencing yaitu menjelaskan pada ibu tentang penyebab sering kencing. Berdasarkan teori rencana asuhan kebidanan yang diberikan antara lain lakukan pemeriksaan tensi, pemeriksaan leopold, memberikan konseling ketidaknyamanan yang sering dirasakan oleh ibu hamil pada TM III seperti sering capek, sering kencing, keputihan, kenceng-kenceng (Yuni kusmiati dkk, 2009). Berdasarkan hal tersebut tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus. Hal ini disebabkan peneliti telah memberikan konseling tentang pemenuhan kebutuhan selama kehamilan.
Asuhan yang diberikan pada keluhan ibu sering kencing dikarenakan kandung kemih akibat perubahan vasikuler yang berhubungan dengan hormonal dan volume kandung kemih mengecil akibat terdorong rahim serta presentasi janin (salman dkk.2010). dan memberikan Penjelaskan pada ibu hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis (Hani,dkk 2010). Peneliti sudah membaca dan memahami asuhan sering kencing.
5.    Evaluasi
Masalah sering kencing telah diberikan asuhan, masalah sudah teratasi dan kehamilan  tidak terjadi komplikasi.

0 komentar:

Author

Write admin description here..

Free counters!
ERC.Net TAMBAKBERAS JOMBANG

Subscribe to our Mailing List

We'll never share your Email address.
Copyright © 2013 ca' go' ae wes. Powered by Blogger.
Blogger Template by Bloggertheme9
+6285748831888ramagok@gmail.com